Taufik Jursal Effendi: Statuta Asprov PSSI DKI Jakarta Disiapkan untuk Jegal Calon Ketua Baru
JAKARTA, difanews.com — Terjadi penolakan dini terkait ‘pasal aneh’ pada rancangan Statuta Asosiasi Provinsi PSSI DKI Jakarta 2022 dari Taufik Jursal Effendi, CEO Persija Barat FC, salah satu pemilik suara pada Kongres Asprov PSSI DKI yang juga menjabat Direktur Eksekutif EDF La Liga Spanyol untuk Indonesia.
“Kami menolak rancangan statuta yang diposting Sekjen Asprov PSSI DKI, khususnya Pasal 38 ayat 5, terkait batasan usia Calon Ketua/Komite Eksekutif,” tandas Taufik dalam wawancara dengan OLE.
“Lazimnya, statuta Asprov merupakan turunan dari Statuta PSSI, yang juga turunan dari Statuta FIFA. Mereka bikin aturan sendiri, dengan tujuan tertentu demi menguntungkan kelompok sendiri. Bukan buat Asprov.”
Menurut Taufik, aneh ada batasan usia Calon Ketua/Komite Eksekutif minimal 35 tahun dan maksimal 65 tahun serta harus telah aktif di sepakbola dalam koridor Asosiasi Provinsi PSSI DKI Jakarta sekurang-kurangnya 5 tahun.
“Kalau pasal itu dipakai, Joseph Blatter tak bisa jadi Presiden FIFA pada 2007 (masa jabatan presiden periode ke-3), saat usianya waktu itu 71 tahun,” tambah Taufik.
“Setahu saya, terkait standar fisik, batasan yang dipakai adalah rekam medik alias kondisi kesehatan. Utamanya, kapabilitas. Bukan batasan usia.”
Batasan usia itu, ditegaskan Taufik bertujuan menjegal Calon Ketua/Komite Eksekutif lain yang mau maju, agar ketua terdahulu atau incumbent bisa terpilih lagi.
“Mereka bikin atau mengubah pasal soal usia, karena Calon Ketua baru punya banyak kelebihan. Di pihak lain, incumbent telah gagal memutar roda kompetisi internal Asprov, dan gagal meloloskan tim DKI ke PON Papua, padahal dalam fase kualifikasi DKI bertindak sebagai tuan rumah,” beber Taufik.
Calon Ketua Baru, dikatakan Taufik, sudah didukung sedikitnya 22 viter. “Selain itu, Calon Ketua Baru ini visioner, kuat dalam berorganisasi, dan punya jaringan luas di dewan (DPRD), pemerintahan, maupun swasta. Jam terbang beliau cukup dan telah teruji,” kata Taufik.
“Sebagai ilustrasi kecil, selama ini kantor Asprov PSSI DKI numpang di salah satu ruang di Stadion Ciracas. Nah, Calon Ketua sudah menyiapkan lahan 5000 m2 di Jaktim untuk dibangun Gedung Asprov PSSI DKI.”
Soal roda kompetisi, Menurut Taufik, sudah ada calon tim pengelola kompetisi di segala usia. Beberapa sponsor bahkan sudah menyatakan akan support Liga DKI di bawah kepemimpinan Calon Ketua baru.
“Ini soal pengalaman, relasi, reputasi, dan trust, kepercayaan. Beliau juga pastikan, soal sponsorship akan open. Tak ada sembunyi-sembunyi antara pimpinan dengan Exco, seperti yang biasa terjadi,” tutur Taufik lagi.
Taufik juga menyinggung soal pasal pasal yang menyebutkan pendaftaran klub baru dibanderol biaya Rp 200 juta.
“Level Asprov kan pembinaan. Orang Medan bilang, Asprov janganlah kayak vampir, menghisap darah klub. Mending perkuat aspek standar klub seperti lapangan, lisensi pelatih dan lainnya. Dari sini saja kita lihat tim penyusun statuta mereka kurang kapabel,” tambahnya.
“Jadi,” kata Taufik lagi, “Mari kita ikuti regulasi dan statuta standar PSSI dan FIFA. Jangan memaksakan aturan hanya untuk menjegal lawan. Mari bertarung secara sehat di Kongres. Toh kita semua tahu, masa bakti pengurus lama sudah lewat.”
“Harusnya demisioner dan bikin LPJ. Bukan malah memaksakan diri. Ingat, ini semua demi prestasi sepakbola DKI, dan negeri tercinta ini. Bukan kepentingan kelompok, apalagi pribadi.”