JAKARTA, sportanews.com: Belajar dari kekalahan Vasyl Lomachenko dari Devin Haney pada 20 Mei 2023, Regis Prograis (29-1-0, 24 KO) memotivasi dirinya untuk menang dengan KO atas Devin Haney (30-0-0, 15 KO).
Duel Prograis vs Haney digelar di Chase Center, San Francisco, 9 Desember.
Muda, 25 tahun, sedikit arogan layaknya banyak juara dunia, Devin Haney, mantan juara tak terbantahkan kelas ringan, menantang Regis Prograis, juara kelas ringan super WBC.
Ada beberapa alasan mengapa Regis Prograis, 34 tahun, mengejar kemenangan KO atas Haney.
Pertama dia tentu juga kesal karena dianggap Devin Haney sebagai lawan terlemah di kelas ringan super. Haney bukan memilih nama lain seperti Rolando Romero (juara WBA), Subriel Matias (IBF), atau Teofimo Lopez (WBO).
Kedua, dia belajar dari kekalahan angka kontroversial Vasyl Lomachenko dari Devin Haney pada Mei lalu. Tampil cukup dominan, Lomachenko kalah angka karena bergantung pada keputusan juri. Regis ogah bergantung pada keputusan juri.
Karena itu, salah satu pelatih tinju kenamaan di AS, Derek ‘Boxy’ Ennis, mengatakan bahwa Devin Haney akan bertarung habis-habisan dengan Regis Prograis.
Derek yang tak lain pelatih sekaligus ayah Jaron Ennis, juara kelas welter IBF (dicopot dari Terence Crawford), Haney tidak boleh banyak menghindar, lari-lari di atas ring. Dia harus in fight, ambil risiko dengan berjibaku habis-habisan.
Itulah satu-satunya peluang Haney untuk bisa mengalahkan Prograis.
Sebab, jika Haney coba menghindar dan banyak lari, pada akhirnya dia akan kena jebakan Prograis.
Menjebak Haney juga jadi bagian dari game plan Prograis. Buat Prograis, duel ini jadi peluang dirinya mencetak nama besar untuk mendapatkan duel-duel berikutnya dengan bayaran jauh lebih besar.
“Saya pernah bilang ke Shakur (Stevenson), ‘kamu harus ambil lebih banyak risiko jika kamu ingin jadi petinju besar. Saya kira Haney akan ambil risiko itu juga,” beber Derek Ennis, pelatih Next Champ Gym di Philadelphia, dikutip boxingnews24.com dari MillCity Boxing.
“Bertarung dengan petinju seperti Regis, Anda tak punya pilihan kecuali in fight.”
“Mengapa? Karena Regis akan terus menekan. Haney harus in fight, habis-habis, manfaatkan pukulan kombinasinya.”
“Tapi, Devin adalah petinju bagus,” tambah Bozy yang lebih suka disebut guru ketimbang pelatih.***