News

15 Tahun Menabung, Tukang Tambal Ban Ini Akhirnya Bisa Tunaikan Ibadah Haji

Rukun Islam kelima menetapkan, ‘tunaikan haji jika mampu’.

JAKARTA, DIFANEWS.com — Subandi, 54 tahun, tak punya kemampuan jika dilihat dari pekerjaannya sebagai tukang tambal ban. Namun, ia punya keinginan kuat untuk memenuhi ‘panggilan Nabi Ibrahim’ menunaikan ibadah haji sesuai tuntunan agama.

Maka, ia pun menyimpan uang sedikit demi sedikit di bawah kasur di rumahnya di Desa Gelam, Candi, Sidoarjo. Ia pun bisa berangkat ke Tanah Suci bersama istrinya.

Subandi mengaku menjadi yatim sejak Sekolah Dasar. Ia kemudian memutuskan bekerja, mencari uang untuk makan sehari-hari.

Awalnya Subandi berjualan es dan kue keliling kampung setiap pulang sekolah. Penghasilannya kala itu dirasa tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Akhirnya ia membantu seorang tukang tambal ban di pinggir jalan.

Setelah keluar dari sekolah, Subandi memutuskan membuka jasa tambal ban sendiri di pinggir jalan. Menurutnya, bekerja sebagai tukang tambal ban bisa sekaligus memberikan bantuan kepada orang lain.

Subandi menikahi Intarti yang tiga tahun lebih muda darinya. Mereka dikaruniai tiga anak. Setelah ketiga anaknya tumbuh dewasa, Subandi baru berfikir untuk pergi haji.

Awal 2004, Subandi mulai menabung untuk berangkat ke Tanah Suci. Setiap hari ia menabung mulai dari Rp20 ribu hingga Rp50 ribu. Enam tahun berselang, Subandi mendaftar untuk pergi haji.

“Setiap hari kami menabung Rp20 ribu dan kalau lagi ramai orang nambal ban bisa sampai Rp50 ribu. Saat menabung, uangnya disimpan di bawah tempat tidur (kasur),” kata Subandi kepada detikcom, Rabu (17/7).

Usaha tambal ban yang dijalankan Subandi buka 24 jam. Untuk menjaga kesehatan, ia tidur saat tidak ada konsumen.

Bersyukur, dalam musim haji 2019 ini Kemenag Sidoarjo memanggil ia dan sang istri untuk menunaikan ibadah haji. Ia mengaku langsung bersujud ketika kali pertama mendengar kabar tersebut.

“Awalnya sempat diremehkan tetangga dan teman-teman. Tapi setelah mendapatkan surat pemberitahuan dari Kemenag Sidoarjo kami bersama istri langsung sujud syukur,” tambah Subandi.

Subandi dan Intarti masuk dalam daftar calon jemaah haji (calhaj) kloter 85 dari Kabupaten Sidoarjo. Menurut Subandi, sebagai tukang tambal ban bukan perkara mudah bagi dirinya saat mendaftar ibadah haji.

“Pada saat mendaftarkan sebagai CJH sempat diragukan petugas, karena saat ditanya pekerjaannya kami mengaku sebagai tukang tambal ban. Tapi alhamdulillah kami bersama istri akan menunaikan ibadah haji tahun ini,” tandas Subandi.          

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button