News

Cucurak, Tradisi Jelang Puasa Warga Bogor, Tetap Lestari

Jakarta, difanews.com —  Bulan Ramadhan atau puasa menjadi waktu yang dinanti umat Islam di seluruh dunia. Suka cita dalam menyambut bulan suci itu tergambar dalam bentuk perayaan atau tradisi yang dilakukan masyarakat jelang ibadah puasa.

Di Bogor, Jawa Barat, tradisi Cucurak menjadi bagian tak terpisahkan dalam menyambut Ramadhan. Secara turun temurun, tradisi itu terus dipertahankan masyarakat hingga saat ini.

Cucurak atau curak-curak (bahasa sunda) memiliki arti senang-senang atau bersenang-senang. Dalam tradisinya, cucurak dilakukan dengan berkumpul bersama keluarga besar atau kolega.

Hal yang membuat tradisi cucurak semakin menyenangkan adalah adanya hidangan makanan sederhana seperti nasi liwet, tahu, tempe, ikan asin, serta lalapan dan sambal yang disajikan di atas daun pisang. Hidangan itu kemudian dinikmati bersama-sama secara lesahan.

Dalam masyarakat Sunda, cucurak bukan sekadar kegiatan kumpul-kumpul dan makan bersama. Tradisi ini dimaknai sebagai bentuk silaturahim. Cucurak juga mengajarkan cara untuk mensyukuri rezeki dan saling berbagi.

Osep (32), warga Ciawi, Bogor, Jawa Barat, selalu mengadakan cucurak setiap tahunnya. Sepekan sebelum memasuki puasa, ia mengajak anak, istri, orangtua, dan mertuanya untuk kumpul bersama. Biasanya, ia memilih tempat wisata seperti pantai atau taman untuk cucurak.

Osep mengatakan, di tengah situasi pandemi saat ini, tradisi itu tetap ia lakukan bersama keluarganya. Bagi Osep, tradisi cucurak menjadi momen kebersamaan dan mempererat tali silaturahim.

“Tiap tahun kami selalu cucurak. Lengkap sama keluarga besar,” kata Osep, akhir pekan lalu. Berbeda dengan cucurak sebelumnya, tahun ini Osep dan keluarganya memilih Kebun Raya Bogor sebagai tempat kumpul bareng dan makan bersama.

Nasi lengkap dengan lauk pauknya tak lupa disiapkan sebelum berangkat ke Kebun Raya Bogor. Hidangan yang sederhana itu menemani santap siang Osep dan keluarganya. Tak lupa, ia juga menyiapkan barbeque sebagai hidangan penutup.

“Tahun lalu kami cucurak di pantai, sekarang di Kebun Raya karena lebih dekat dan irit ongkos. Tempatnya juga nyaman,” tuturnya.

Manager Visitor Information and Customer Service Kebun Raya Bogor, Ratih Armitha Mufti mengaku, jumlah pengunjung yang datang jelang bulan puasa mengalami peningkatan. Ratih menuturkan, kebanyakan pengunjung datang untuk menggelar tradisi cucurak.

Ia menjelaskan, untuk pengunjung, pihak Kebun Raya Bogor juga menyiapkan penawaran paket cucurak. Paket cucurak itu sudah termasuk tiket masuk, makan siang, hingga tikar piknik.

“Kebun Raya Bogor ini kan punya area yang luas. Terus kami melihat orang Bogor itu jelang puasa pasti cucurak. Karena itu kami juga sediakan paket cucurak yang budgetnya disesuaikan,” ungkap Ratih.

Ia mengungkapkan, program cucurak yang ditawarkan pihak Kebun Raya Bogor ternyata mendapat respons positif dari pengunjung. Program yang dilaksanakan sejak 26 Maret hingga 11 April 2021 itu membuat masyarakat tertarik untuk menggelar tradisi cucurak di Kebun Raya Bogor.

“Antusias warga yang datang untuk cucurak ternyata lumayan. Tapi kami juga tetap menjaga protokol kesehatan, jadi area cucurak kami yang nentuin sehingga tidak berdekatan dengan kelompok lainnya,” tandasnya di laman Kompas.com.

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button