Ali Walsh Ingin Ikuti Jejak Sang Kaki, Muhammad Ali
JAKARTA, DIFANEWS.COM — Nico Ali Walsh bangga bisa mengajari kakeknya beberapa trik sulap. Ada gimmick jempol palsu, trik kartu, dan aksi menghilang.
Kini, 5 tahun setelah sang kakek, yang tak lain petinju legendaris Muhammad Ali, meninggal dunia di usia 74, Ali Walsh berharap dapat melanjutkan legasi keluarganya saat ia memulai karier profesionalnya sendiri.
Petinju kelas menengah berusia 21 tahun ini akan melakukan debut profesionalnya di ESPN sebagai bagian dari kartu utama pertarungan antara Joshua Franco dan Andrew Moloney di Tulsa, Oklahoma, Sabtu (14/8) malam waktu setempat.
“Saya merasakan tekanannya,” kata Ali Walsh berkaitan dengan nama besar kakeknya, kepada Yahoo Sports. “Saya harus hidup dengan tekanan itu sepanjang hidup. Di sekolah, di mana saja. Saya selalu dibandingkan dengan kakek saya.”
Ali Walsh lahir di Chicago namun menghabiskan lebih banyak hidupnya di Las Vegas di mana ia kuliah di UNLV.
Sebagai seorang anak, ia dekat dengan Ali melalui trik sulap itu. Di luar itu, ia selalu dikelilingi oleh tinju. ‘Poppy’-nya ikon tinju dunia dan aktivis global. Ibunya, Rasheda, adalah putri Ali. Tantenya, Laila Ali, dianggap sebagai salah satu petinju wanita terhebat sepanjang masa. Pamannya, Mike Joyce, adalah pelatih tinju.
Ali Walsh ikut bertarung dalam laga amal di usia 10. Ia ikut srikuit tinju amatir di usia 14. Ibunya, Rasheda, tak begitu suka sang anak berkarier di tinju. Ia tak menganjurkan, tapi juga tak melarang.
Ali Walsh pernah curhat dengan Laila, sang tante. Tentang bertarung dengan tekanan nama besar sang kakek.
Laila paham apa yang merisaukan Ali Walsh. Setiap kali naik ring, siapa lawannya, akan berusaha mengalahkannya, mengalahkan cucu Ali. Siapa pun lawannya, ketika berhadapan dengan, akan tampil dengan versi terbaiknya.
Dalam debutnya di kancah pro, Ali Walsh akan bertarung 4 ronde di kelas menengah melawan petinju berusia 29 tahun, Jordan Weeks (4-1). Pentas ini digelar Bob Arum dan Top Rank.
Sebagai promotor, Arum menggelar pertarungan pertamanya pada 1966. Yang bertarung adalah Muhammad Ali melawan George Chuvalo. Hingga 1978, Arum mempromotori 26 duél Ali.
Apakah Ali Walsh bisa lebih hebat dari sang kakek? Waktu yang akan menjawabnya.