Cabei India ‘Serbu’ Pasar Tradisional Madiun
Saat ini, produksi cabai menurun drastis karena terdampak musim kemarau. Tanaman cabai yang ditanam petani mengalami gagal panen karena kekurangan air.
MADIUN, DIFANEWS.com — Puluhan kilogram cabai impor dari India masuk ke sejumlah pasar tradisional di Kota Madiun, Jawa Timur, seiring tingginya harga komoditas cabai lokal di wilayah setempat.
Salah satu pedagang sayuran di Pasar Besar Madiun, Suyati, Jumat (12/7) mengatakan, dikutip dari Antara, harga cabai lokal saat ini berkisar antara Rp55.000 hingga Rp60.000 per kilogram. Harga itu merata untuk cabai jenis rawit, keriting, maupun merah besar.
“Harga cabai naik bertahap sejak dua pekan terakhir. Sekarang saja sudah hampir Rp60.000 per kilogram. Terutama untuk cabai rawit dan keriting,” ujar Suyati kepada wartawan.
Imbas dari tingginya harga cabai lokal, kini muncul cabai impor atau cabai India di pasaran. Harganya lebih murah, yakni di kisaran Rp45.000 hingga Rp50.000 per kilogram. Karena lebih murah dan pedas, cabai India mejadi primadona dan banyak diburu konsumen. Terutama untuk pembeli dengan skala besar, seperti pemilik rumah makan dan usaha jasa katering.
Suyati menjelaskan, cabai India tersebut didatangkannya langsung dari seorang distributor asal Kediri. Sekali kirim, jumlah cabai impor yang datang mencapai sebanyak 10 kilogram untuk kemudian dijual lagi ke konsumen di Pasar Besar Madiun.
“Saya sengaja datangkan cabai impor karena cabai rawit mahal. Sekali pengiriman dari Kediri sekitar 10 kilogram,” terang Suyati.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Madiun Gaguk Hariyono membenarkan tentang keberadaan cabai kering impor di sejumlah pasar tradisional tersebut. Komoditas itu sifatnya musiman dan beredar sejak sepekan lalu.
“Pemicunya karena harga cabai rawit lokal yang mahal. Cabai impor itu merupakan alternatif bagi konsumen. Di samping lebih pedas, dari segi harga juga sedikit lebih murah dibanding cabai lokal. Jadi, bisa menekan harga cabai yang lokal,” kata Gaguk.
Menurut Gaguk, meningkatnya harga cabai lokal dipicu oleh faktor alam. Saat ini, produksi cabai menurun drastis karena terdampak musim kemarau. Tanaman cabai yang ditanam petani mengalami gagal panen karena kekurangan air.
“Pasokan cabai dari sentra produksi menipis karena musim kemarau. Cabai lokal yang dijual oleh pedagang di Kota Madiun biasa dipasok dari sentra produksi di Magetan, Kediri, dan Surabaya,” katanya.