Gandeng Investor Dubai, Tommy Siapkan Rumah Murah bagi Rakyat Indonesia
Bin Zayed berkomitmen menggelontorkan investasi senilai 3 miliar dolar AS hingga 5 dollar AS atau sekitar Rp 42,9 triliun-Rp 70,8 triliun untuk membiayai proyek potensial di Indonesia.
JAKARTA, DIFANEWS.com — Hutomo ‘Tommy Soeharto’ Mandala Putra menjalin kolaborasi strategis dengan konglomerasi asal Dubai, Uni Emirat Arab, Bin Zayed Group.
Penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) atas nama PT Berkarya Maju Sejahtera dan Bin Zayed Group ini dilakukan di Jakarta, Kamis (11/4).
Bin Zayed berkomitmen menggelontorkan investasi senilai 3 miliar dolar AS hingga 5 dollar AS atau sekitar Rp 42,9 triliun-Rp 70,8 triliun untuk membiayai seluruh proyek potensial yang layak (feasible) dikembangkan pada masa mendatang.
Tommy menuturkan, proyek yang dibiayai dari kerja sama ini adalah perumahan murah, real estate, dan energi terbarukan (renewable energy).
“Mereka adalah grup bisnis besar yang dimiliki keluarga berpengaruh di Uni Emirat Arab. Rekam jejaknya bisa dilihat dari proyek-proyek yang telah mereka bangun. Di India, Afrika dan lain-lain,” sebut Tommy menjawab Kompas.com.
Dalam kesempatan yang sama, Group Managing Director Bin Zayed Group, Midhat Kidwai, menuturkan, alasan kelompok bisnisnya masuk ke Indonesia adalah peluang dan potensi besar yang ditawarkan.
“Indonesia menjanjikan. Ada peluang dan ekonomi besar. Kami akan lakukan bisnis real estate dan energi terbarukan,” ujar Midhat.
Proyek perdana yang akan dibiayai adalah rumah sederhana sehat sebanyak 500.000 hingga 1 juta unit. Lokasinya tersebar di seluruh Indonesia.
“Mengapa proyek perdana kami adalah rumah murah, karena masih banyak rakyat Indonesia yang belum memiliki papan (rumah). Kami ingin membantu memenuhi kebutuhan rumah, sekaligus juga meningkatkan kesejahteraan rakyat,” jelas Tommy.
Meski dananya berasal dari Bin Zayed, Tommy memastikan, rumah-rumah murah ini akan dibangun oleh kontraktor lokal, dengan kandungan material yang seluruhnya juga lokal. Mulai dari pasokan batu bata, pasir, semen, furnitur, dan lain-lain.
“Ini nilai tambah proyek kami. Membuka banyak lapangan kerja bagi masyarakat setempat, dan dinikmati oleh masyarakat setempat juga,” kata Tommy.
Ia menambahkan, selama ini kebutuhan rumah rakyat belum terpenuhi maksimal karena masih banyak kendala yang dihadapi, terutama dalam hal pendanaan, dan tentu saja lahan.
Tak mengherankan, Program Satu Juta Rumah baru tercapai saat Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla memasuki akhir masa jabatan.
Adapun proyek percontohan rumah murah ini akan dibangun di kawasan Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.