Hubungan Suami-Istri Malam Jumat Itu Sunah Rasul? Ini Jawabannya
JAKARTA, difanews.com – Berhentilah menyebut ‘Sunnah Rasul’ untuk aktivitas hubungan badan antara suami dan istri di malam Jumat atau Kamis malam.
Sudah menjadi kebiasaan hari kamis malam (atau malam Jumat), banyak tersebar kicauan atau status di media sosial yang isinya berkisar pada perkataan ‘Sunnah Rasul’.
Begitu juga dalam pergaulan sehari hari di dunia nyata, istilah tersebut sering terdengar. Menurut mereka, istilah ‘Sunnah Rasul’ yang populer di malam Jumat adalah penghalusan dari hubungan suami istri atau istilahnya ML dengan istri.
Bagi mereka yang muslim dalam mengucapkan istilah itu bisa jadi karena ingin menutupi sesuatu yang dianggap vulgar/tabu baginya bila disampaikan di ruang publik
Tetapi akibatnya fatal, karena telah menyempitkan arti dari sumber hukum kedua setelah Al Qur’an menjadi hanya sebuah aktifitas seks belaka. Sedangkan bagi mereka yang berhati fasiq dijangkiti penyakit islamophobia dalam mengucapkan istilah itu bisa jadi hanya ingin mengolok-olok, karena baginya ajaran Islam identik dengan urusan sex atau selangkangan
Sehingga tidak segan segan menuduh dan melecehkan Rasulullah SAW yang kata nya doyan kawin dan pedofilia.
Dari mana asalnya muncul istilah ‘Sunnah Rasul’ yang diidentikkan dengan aktivitas ML?
Semuanya berawal dari hadits ini:
“Barangsiapa melakukan hubungan suami istri di malam Jumat (kamis malam) maka pahala nya sama dengan membunuh 100 Yahudi.”
Dalam hadits lain ada disebutkan sama dengan membunuh 1000, ada juga yang menyebut 7000 Yahudi
Sebenarnya bagaimana derajat hadits tersebut, apakah shahih, dhaif atau palsu?
Dalam sebuah tayangan acara ‘Hadist-Hadist Palsu’ di RCTI dengan narasumber Prof. DR. KH. Ali Mustafa Yaqub., MA, dijelaskan bahwa hadits di atas tidak akan ditemukan dalam kitab manapun, baik kumpulan hadits dhaif apalagi shahih.
Kalimat tersebut tidak mempunyai sanad/bersambung ke sahabat, apalagi ke Rasulullah SAW yang akhirnya pada satu kesimpulan bahwa hadits ‘Sunnah Rasul’ di atas adalah sama sekali bukan hadits.
Itu hadits palsu yang dikarang oleh-orang iseng, orang tidak jelas, dan tidak bertanggung jawab yang mengatasnamakan Rasulullah SAW.
Bahkan kita tidak akan menemukan satu pun hadits Rasulullah SAW tentang berhubungan suami istri pada malam malam tertentu, termasuk malam Jumat.
Kalau mau berhubungan badan dengan pasangan sahmu, jangan mengkhususkan hari-hari, kemudian lebih baik itu diniatkan sebagai ibadah sehingga diawali dan diakhiri dengan doa.
Berhubungan badan dengan pasangan sah adalah merupakan ibadah seperti sabda Rasulullah SAW:
“Dalam kemaluanmu itu ada sedekah.”
Sahabat lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kita mendapat pahala dengan menggauli istri kita ?”
Rasulullah menjawab, “Bukankah jika kalian menyalurkan nafsu di jalan yang haram akan berdosa? Maka begitu juga sebaliknya, bila disalurkan di jalan yang halal, kalian akan ber pahala.” [HR. Bukhari, Abu Dawud. dan Ibnu Khuzaimah].
Di Indonesia sangat subur akan hadits-hadits palsu dan dhaif (lemah) yang beredar dan bermaksud menyesatkan dan membodoh-bodohi umat
Karena itu berhentilah mengatakan ‘Sunnah Rasul’ sebagai pengganti dari istilah berhubungan suami istri alias ML.
Karena itu sama saja Anda menyempitkan arti kata mulia ‘Sunnah Rasul’.
Definisi yang benar tentang Sunnah Rasul dalam Islam mengacu kepada sikap, perilaku/tindakan, ucapan dan cara Nabi Muhammad SAW menjalani hidupnya.
Sunnah merupakan sumber hukum kedua dalam Islam, setelah Al Quran.
Narasi atau informasi yang disampaikan oleh para sahabat tentang sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah disebut sebagai hadits, sedangkan sunnah yang diperintahkan oleh Allah disebut Sunnatullah.
Keseharian dan perilaku Rasulullah SAW merupakan gambaran kesempurnaan utuh seorang manusia. Akhlak Rasulullah SAW merupakan kesempurnaan akhlak pada diri seseorang yang harus diikuti dan di teladani
Allah SWT berfirman:
“Sungguh telah ada pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu.” [QS Al Ahzab: 21].
Bagi seorang muslim, mengikuti sunnah atau tidak bukanlah suatu ‘kebebasan memilih’.
Sebab mengamalkan ajaran Islam sesuai garis yang telah ditentukan oleh Rasulullah adalah kewajiban yang harus ditaati, sebagaimana difirmankan dalam Al Qur’an:
“Dan apa yang Rasul berikan untukmu, maka terimalah ia, dan apa yang ia larang bagimu, maka juhilah.’ [Q.S. Al-Hasyr: 7]
Sunnah merupakan kunci untuk memahami pesan-pesan Al Quran dan sebagai perangkat pengurai yang menunjuki dari dalil dalil yang tersedia di dalamnya.
Al-Quran diturunkan hanya memuat prinsip prinsip dasar dan hukum Islam secara global sebagai aturan hidup, sedang sunnah mengajarkan petunjuk pelaksanaan nya; jadi sunnah sangat diperlukan jika seseorang hendak mengamalkan secara benar ajaran Islam guna menjadi seorang Muslim yang hakiki.
Hal ini dinyatakan dalam Al-Qur’an:
“Siapa yang taat kepada Rasul, maka ia taat kepada Allah.” [Q.S. An-Nisaa’: 80]
Lantas, apakah ada Sunnah Rasul yang ada keterkaitannya dengan aktivitas pada hari Jumat (atau malam Jum’at) ?
Ada. Hadits di bawah ini shahih.
Memperbanyak membaca shalawat.
Rasulullah SAW bersabda:
“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada pada hari Jumat dan malam Jumat. Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Al Baihaqi)
Membaca Al-Qur’an khususnya surat Al Kahfi. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at akan diberikan cahaya baginya diantara dua Jum’at.” (HR. Al Hakim)
Memperbanyak do’a. Rasulullah SAW bersabda:
“Hari Jumat itu dua belas jam. Tidak ada seorang muslim pun yang memohon sesuatu kepada Allah dalam waktu tersebut melainkan akan dikabulkan Allah. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa) akhir dari waktu tersebut jatuh setelah ‘ashar.” (HR. Abu Dawud)
Membaca surat As Sajdah dan Al Insan dalam Sholat Subuh.
Rasulullah SAW bersabda:
“Nabi SAW biasa membaca pada sholat Shubuh di hari Jumat “Alam Tanzil …” (surat As Sajdah) pada rakaat pertama dan ‘Hal ataa ‘alal insaani hiinum minad dahri lam yakun syai-am madzkuro’ (surat Al Insan) pada raka’at kedua.” (HR. Muslim)
Dan dianjurkan ketika di rakaat pertama sampai pada bacaan ayat ke 15, imam sujud (sujud tilawah) diikuti oleh makmum. Setelah sujud, imam berdiri kembali membaca ayat selanjutanya sampai selesai.
Shalat Jumat,
Rasulullah SAW bersabda:
“Sholat Jumat itu wajib atas tiap muslim dilaksanakan secara berjamaah terkecuali empat golongan yaitu hamba sahaya, perempuan, anak kecil dan orang sakit.” (HR.Abu Daud dan Al. Hakim)
Jadi, kalau bicara Sunnah Rasul di hari Jumat dan malam Jumat, ya silakan kaitkan dengan lima aktivitas yang disebutkan di atas. Jangan dikaitkan dengan nge-seks atau ML.
Bagi pasutri, kalau mau ML bisa kapan saja, tidak ada hari istimewa.
Mari menjaga, memelihara dan mengamalkan sunnah sunnah Rasulullah SAW yang selama ini menjadi hukum syariat kedua setelah Al Qur’an.
Semoga kita selalu menuju jalan yg lurus dan semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita.
Aamiin….. Yaa Rabbal Aalamiin…