Kinerja Koeman Masih Diragukan, Posisinya Mulai Terancam di Barcelona

Jakarta, difanews.com – Kalah 0-1 dari Atletico Madrid, Minggu (22/11/2020) dinihari di Indonesia, bisa dikatakan aib bagi Barcelona. Kekalahan itu bikin kinerja Ronald Koeman makin dipertanyakan.
Atletico tak pernah bisa mengalahkan Barca di La Liga sejak 2010. Karena itu, kemenangan 1-0 di Wanda Metropolitan, sekaligus isyarat bahwa mereka favorit untuk memenangkan La Liga musim ini.
Atletico saat ini masih berada di posisi kedua klasemen dengan 20 poin. Posisi teratas diduduki Real Sociedad dengan 23 poin. Tapi, Atletico masih menyisakan dua pertandingan dibandingkan Sociedad.
Sociedad sudah menjalani laga ke-10, sedangkan Atletico baru 8 kali main.
Barcelona masih terseok-seok di posisi 12 meskipun baru memainkan 8 pertandingan. Kekalahan dari Atletico juga diperparah dengan cedera ligament lutut Gerard Pique. Pique ditarik Koeman menit 62 untuk digantikan Sergino Dest. Kini, Koeman tinggal punya satu pemain bugar di posisi central defender.
Tapi, apapun alasannya, Barca nampaknya sudah terlalu banyak menghabiskan waktu dengan keberadaan Koeman yang belum bisa meracik tim secara jitu. Suara-suara sumbang mulai terdengar untuk mencari pelatih pengganti.
“Sebagai pelatih, saya bertanggung jawab,” kata Koeman pascapertandingan, dikutip dari france24.com. “Kami harus memperbaiki hasil, meningkatkan pertahanan dan serangan, lalu setelah itu tak ada lagi yang bisa saya lakukan.”
Koeman, anggota The Dream Team Barcelona di era 1990-an, ditunjuk sebagai pelatih pada Agustus 2020 menggantikan Quique Setien. Namun, sejauh ini, Koeman seperti belum bisa mendapatkan DNA Barca sehingga kinerjanya pun jauh dari harapan.
Koeman bukan tak melalukan apa-apa. Melawan Atletico, misalnya, ia menurunkan formasi yang relatif baru, 4-2-3-1 di mana Frenkie de Jong sebagai pivot, sementara Antoine Griezmann dan Lionel Messi lebih ke tengah.
Tapi, perubahan butuh komitmen dan kepemimpinan, di mana problem terbesar Koeman adalah keraguan sang kapten, Messi.
Ketika Messi memasuki daerah pertahanan Atletico di babak pertama, misalnya, orang berharap ia segera menembakkan bola ke arah Jan Oblak menyusul operan Jordi Alba.
Tapi, yang terjadi, Messi seperti ragu, mencari orang untuk mengoperkan bola. Dan ketika ia menembak, bola terlalu lemah sehingga mudah masuk dalam pelukan Oblak.
Pascapertandingan, pemain-pemain senior seperti Messi biasanya tampil di hadapan wartawan untuk memberikan keterangan. Tapi, yang muncul malah Pedri, pemain 17 tahun. Waktu lawan Madrid, Barcelona juga menyodorkan pemain muda seperti Dest.
So, jika kinerja Koeman tak segera membaik, boleh jadi akan ada nama baru di kursi panas manajer Barcelona.