Seni Budaya

Mengenal Asal-Usul Kampung Rawa Belong di Jakarta Barat

JAKARTA, difanews.com — Si Pitung dan pusat penjualan bunga segar bisa disebut dua hal yang identik dengan Kampung Rawa Belong di bilangan Jakarta Barat. Seperti juga kampung lainnya, tentu ada sejarah atau cerita mengenai penamaan atau asal-usul Kampung Rawa Belong.

Versi pertama menyebutkan bahwa pada abad 19, Rawa Belong konon merupakan bagian tanah partikelir Kampung Rawa berbatasan dengan tanah partikelir Rawa Kemanggisan. Untuk membedakannya, penduduk setempat melengkapi sebutan kampung rawa dengan nama tuanya, Van Blommesterjin yang kemudian disingkat menjadi Blomen.

Lama kelamaan, Rawa Blomen menjadi Rawa Belong.

Ada juga juga yang menyebut bahwa Rawa Belong itu dulunya adalah kawasan rawa-rawa. Di bantaran rawa, hidup sebuah keluarga yang amat dermawan terhadap orang-orang yang lemah yaitu Keluarga Bang Balong.

Bang Balong memiliki tanah yang luas dan ternak yang banyak. Hidupnya sangat makmur, sehingga orang-orang di sekitar tempat tersebut menyebut tempat itu milik Bang Balong. Penduduk sekitar yang mayoritas orang Betawi lebih fasih menyebutnya Belong, sehingga nama tempat tersebut disebut sebagai Rawa Belong.

Versi lainnya menyebutkan, bahwa dulu “seorang marsose yang sedang berdiri di pertigaan menyebut nama Rawa Balong sebagai Rawa Blong. Warga yang mendengarnya akhirnya menyebut pertigaan ini dengan Rawa Belong,” tulis Windoro Adi dalam buku Batavia 1740 Menyisir Jejak Betawi.

Budayawan Betawi Yahya Andi Saputra dalam acara ‘Jangan Lupakan Sejarah (Jamlurah) beberapa waktu lalu berpendapat Rawa Belong berasal dari dua kata, yakni rawa dan balong.

Rawa adalah daerah yang digenangi air dan biasanya cukup dalam dan tidak terawat, sedangkan balong menunjukkan empang yang dalam. Rawa Belong bisa jadi dulunya adalah kawasan rawa dengan empang yang dalam-dalam.

Rawa Belong menjadi basis atau markasnya orang Betawi lantaran pernah menjadi tempat tinggal jagoan legendaris betawi Si Pitung. bagi Bang Pitung diyakini lahir di Rawa Belong sekitar tahun 1866.

Ada juga  jawara lainnya seperti Mat Item dan Sastrawan Betawi SM Ardan.

Rawa Belong saat ini terkenal sebagai sebuah sentral penjualan bunga segar terbesar di Jakarta. Untung yang didapat dari pedagang mencapai ratusan juta rupiah.

Selain itu, di daerah ini juga berkembang seni persilatan Betawi yang bernama Cingkrik.

Main pukul atau silat memang identik dengan Rawa Belong, satu dari kampung masyarakat adat Betawi di tengah megapolitan Jakarta. Local hero Pitung di zaman penjajahan kompeni Belanda makin menegaskan kampung Rawa Belong sebagai kampung silat.

Dari berbagai sumber

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button