BeladiriProfil Atlet

Oleksandr Usyk Tak Ada Lawan, Best Boxer of the Year 2024

DIFANEWS.COM – Belum ada yang bisa benar-benar mengalahkan Oleksandr Usyk (23-0-0, 13 KO). Dia memang bukan raja KO, tapi dominasinya di kelas penjelajah dan kelas berat tak tersaingi.

Sabtu (21/12) lalu Usyk, 37 tahun, mengalahkan Tyson Fury (34-2-0, 24 KO) di Kingdom Arena, Riyadh, Arab Saudi. Dengan kemenangan itu, dia sukses mempertahankan tiga sabuk gelarnya di kelas berat, WBA, WBC, dan WBO.

Sebelumnya, Mei 2024, Usyk menjadi  juara tak terbantahkan kelas berat setelah mengalahkan Fury di tempat yang sama  melalui kemenangan angka split. Usyk jadi petinju kelas berat pertama yang jadi juara undisputed sejak terakhir Lennox Lewis pada 1999 ketika dia mengalahkan Evander Holyfield dalam rematch.

Setelah sebelumnya juga menjadi juara tak terbantahkan di kelas  penjelajah, Usyk menjadi petinju ketiga yang meraih gelar serupa setelah Naoya Inoue dan Terence Crawford di era 4 gelar.

Kemenangan kedua atas Fury kemudian membuat sejumlah pakar tinju menyebut Usyk sebagai salah satu petinju terbaik sepanjang masa.

Terlepas dari orang yang setuju atau tidak setuju, faktanya Usyk memang bertarung dengan Fury dengan sejumlah kendala.

Di duel kedua, selain kalah jangkauan 6 inci, dia juga kalah bobot. Bobot Usyk 55 pon atau 24,9kg lebih enteng dibandingkan Fury saat timbang badan.

Dalam sesi timbang badan sebelum laga, bobot Usyk 226 pon (102,5kg) sementara Fury 281 pon atau 127,5kg.

Namun, Usyk berhasil mengubah kendala itu menjadi keuntungan. Dengan bobot lebih ringan, dia bisa bergerak dengan cepat di topang gerakan kakinya yang lincah dan kecepatan tangannya. Ia bisa masuk dan mundur dengan cepat sembari mencecar tubuh dan kepala Fury.

Di pertengahan ronde, gerakan Fury akhirnya melambat efek tekanan dari Usyk yang terus menerus. Dan, seperti Anthony Joshua, Fury gagal mengalahkan bintang Ukraina itu.

Kemenangan itu juga bersejarah karena alasan lain. Ukraina sedang berperang dengan Rusia. Jadi penting bagi Usyk memenangkan duel untuk menambah spirit bagi prajurit negerinya dalam perang yang entah kapan akan berakhir.

Duel ini sekaligus membeberkan fakta, bahwa kemenangan Usyk di laga perdana bukanlah kebetulan atau keberuntungan. Ia membuktikan bisa tampil lebih dominan di laga kedua.

Dan, satu lagi, kemenangan ini juga penting karena Turki Alalshikh menginginkan trilogi jika Usyk kalah. Kini, bisa dikatakan, trilogi tak dibutuhkan lagi karena skor sudah 2-0.

Daniel Dubois menantangnya untuk melakukan rematch. Itu mungkin lebih menarik ketimbang trilogi Usyk vs Fury.

Mereka bertarung tahun lalu saat Usyk mengalahkannya di ronde 9. Namun pertarungan itu dirusak oleh kontroversi setelah pukulan Dubois ke tubuh Usyk di ronde kelima dinyatakan sebagai pukulan rendah, yang membuat komunitas tinju terpecah. Rematch akan membuktikan apakah Usyk benar-benar hebat untuk bisa kembali mengalahkan Dubois atau tidak.

Namun jika Usyk pensiun, maka para penggemar dapat memaafkannya. Ia berusia 37 tahun dan telah merebut semua prestasi di tinju. Ia menjadi juara tak terbantahkan di kelas penjelajah dan kelas berat, ia memenangkan medali emas Olimpiade, juara World Boxing Super Series, dan banyak kemenangan amatir lainnya.

“Kemenangan ini untuk ibu saya dan semua ibu di Ukraina. Saya bahagia bisa menang, itu saja. Saya senang memberi orang motivasi, agar mereka mau melakukan sesuatu. Buat saya, inilah motivasi saya,” ujar Usyk.

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button