JAKARTA, difanews.com — Gennady Golovkin (42-1-0, 37 KO) akan melakukan duel trilogi dengan Saul Canelo Alvarez di T-Mobile Arena, Las Vegas, 17 September.
Trilogi Canelo vs Golovkin ini jadi momen pualing ditunggu dunia saat ini. Soalnya, di dua pertarungan sebelumnya, tak ada hasil meyakinkan.
Duel pertama berakhir draw. Duel kedua Canelo Alvarez (57-2-2, 39 KO) menang angka mayoritas. Kedua petinju sama-sama gagal merontokkan lawan secara meyakinkan. Apalagi menang KO/TKO.
Pada laga kedua, 15 September 2018, Canelo masih berusia 28, sementara Goolovkin 36. Kini, Canelo memasuki usia 32, sementara Golovkin berada di usia senja untuk seorang petinju kompetitif, 40 tahun.
Itu, mungkin, yang bikin Gennady Golovkin mengakui sulit memukul KO Canelo Alvarez –bahkan mungkin justru Canelo yang sukses menghentikannya. Pasalnya, seumur-umur Golovkin bertarung di kelas menengah, sementara pertarungan kini digelar di kelas menengah super, kelas habitat Canelo.
“Ngomong sih gampang,” kira-kira itu kata Golovkin, pemegang gelar kelas menengah WBA dan IBF kepada Morning Kombat.
“Secara hipotesis, itu gamblang di atas kertas. ‘Ayo cetak kemenangan KO’, ‘jangan bergantung pada campur tangan juri’. Tapi di level ini, ini sesuatu yang sangat sulit direalisasikan.”
Kekalahan Canelo Alvarez dari Dmitry Bivol, Mei lalu, tentu tak bisa jadi patokan. Golovkin mungkin sebagian mencontek style Bivol, tapi Eddy Reynoso tentu akan melakukan penyesuaian-penyesuaian untuk duel lawan Golovkin. Dan, Canelo sangat termotivasi untuk membasuh luka kekalahan itu.
“Ia fighter yang powerful, tak perlu diragukan, dan kami melihatnya dalam banyak pertarungan berbeda, dan ia tak selalu menggunakan cara seperti di dua duel kami sebelumnya,” kata Gennady Golovkin lagi.
“Saya hanya bisa berharap pertarungan ini akan jadi yang terbaik dalam sejarah tinju. Saya berharap ini menarik. Saya berharap menang.”
“Saya manusia biasa dengan 2 kaki dan 2 tangan,” tambah Golovkin. “Orang seusia saya tahu apa yang saya rasakan sekarang. Atlet lebih muda, mungkin belum, tapi mereka yang yang sudah di usia 40 tahu apa yang saya maksudkan.”
Yang berbeda pada duel ini adalah Gennady Golovkin bersama pelatih baru, Johnathon Banks setelah sebelumnya pisah dengan Abel Sanchez setelah kekalahannya pada rematch dengan Canelo.
“JB mampu membawa apa yang ditawarkan sekolah Kronk Gym dan ia menunjukkannya kepada saya. Saya petinju yang berbeda dari sebelumnya, dan saya sangat senang tentang itu,” tambahnya.
“Sulit mengatakan apa yang perlu diubah karena itu tidak bergantung pada saya sepenuhnya. Tentu saja, saya tahu saya harus naik ring, menunjukkan yang terbaik dari diri saya, dan pertarungan terbaik.”
“Pada saat yang sama, kita berbicara tentang faktor manusia di sini. Kita bicara tentang kejujuran dan keadilan dengan para juri. Terkadang Anda perlu berada di atas lawan untuk meraih kemenangan dengan mencetak angka, seperti yang ditunjukkan pertarungan terakhir [antara Alvarez dan Bivol].”
“Anda melihat skor dan itu tidak selalu mencerminkan apa yang kita lihat di atas ring. Itu bukan skor yang ketat. Kita berbicara tentang faktor manusia di sini.” ***