Seni Budaya

Dirilis 21 Maret, Film ‘Kuambil Lagi Hatiku’ Menghadirkan Sosok Borobudur

Mengambil latar belakang keindahan Candi Borobudur bukan sekadar setting film, namun juga sebuah aspek penting dari film. Karena itu dari Desa Borobudur-lah cerita itu dimulai.

JAKARTA, DIFANEWS.com – ‘Kuambil Lagi Hatiku’, seolah mengabarkan kepada masyarakat Indonesia, khususnya pencinta film buatan negeri sendiri, bahwa PFN (Produksi Film Negara) sebagai BUMN (Badan Usaha Milik Negara), benar-benar tak cuma menggeliat, tapi bangkit.

PFN akan kembali menyingsingkan lengan baju lagi setelah 25 tahun seperti hidup enggan mati ogah untuk membuat film. ‘Kuambil Lagi Hatiku’ diharapkan dapat kembali mengambil hati penonton yang kian jauh berpaling.

Sebelumnya, film garapan PFN sangat diminati masyarakat Indonesia, apalagi pada era Orde Baru, film berjudul; ‘Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI’ yang digarap 1982 dan disutradarai Arifin C Noer, menjadi tayangan wajib setiap tahun di akhir bulan September, sebagai peringatan Hari Kesaktian Pancasila.

PFN yang didukung oleh beberapa perusahaan BUMN menggandeng pihak Taman Wisata Candi Borobudur dan Prambanan yang merupakan BUMN di bidang pariwisata. PFN juga menggandeng Wahana Kreator Nusantara, membuat film ‘Kuambil Lagi Hati’ (Borobudur Love Story) ini.

Mengambil latar belakang keindahan Candi Borobudur, yang merupakan bangunan termasuk dalam World Heritage Site oleh UNESCO, memiliki kekayaan tentang budaya dan keberagaman Indonesia. Pemilihan lokasi Borobudur bukan sekadar setting film, namun juga sebuah aspek penting dari film. Karena itu dari Desa Borobudur-lah cerita itu dimulai.

‘Kuambil Lagi Hatiku’ mengisahkan tentang Sinta, seorang India keturunan yang sedang merencanakan pernikahan dengan Vikas. Sayangnya, menjelang pernikahannya, Widi sang ibu mendadak kabur ke Indonesia. Sinta yang didesak untuk mempercepat pernikahan oleh mertua, terpaksa mencari tahu ibunya pergi kemana. Setengah mati Sinta memeras otak kemana tujuan sang ibu.

Sinta lantas teringat dengan kotak tua kenangan ibunya dan mendiang sang ayah. Dari kotak itu, Sinta menemukan foto-foto lama orang tuanya di Borobudur. Tanpa pikir panjang, Sinta nekat pergi menyusul ibunya untuk membawa pulang. Vikas awalnya bersikeras untuk menemani, namun Sinta menolak. Ia membutuhkan Vikas supaya bisa mengalihkan perhatian keluarganya. Semua demi rentetan upacara pernikahan mereka.

Vikas setuju, dengan syarat, Sinta harus selalu mengabari Vikas setiap waktu. Sinta menyanggupi. Bermodalkan beberapa foto lama orang tuanya, Sinta pergi ke kampung sang ibu, yang bahkan tak pernah ia ceritakan sebelumnya.

Film yang disutradarai Azhar Kinoi Lubis dengan Salman Aristo selaku produser dan penulis skenario, melibatkan artis yang sudah dikenal, seperti Cut Mini, Ria Irawan, Lala Karmela, Dimas Aditya, Sahil Shah, Dian Sidik, dan Ence Bagus. Film yang mulai produksi pada September 2018 ini rencananya dirilis pada 21 Maret 2018. (EQ)

  • Eki Thadan (Pegiat Film & Media Kreatif)
Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button