JAKARTA, difanews.com — Hidup tak selalu mudah, terutama bagi seorang petinju. Ada petinju yang bisa hidup bermandikan harta seperti Floyd Mayweather Jr, Manny Pacquiao, Tyson Fury, atau juga Anthony Joshua.
Bagi Jermaine Franklin (21-1-0, 14 KO), kariernya bahkan nyaris hancur setelah pertarungan dengan Pavel Sour pada Oktober 2019. Ia mengalami kebangkrutan ekonomi setelah bermasalah dengan manajernya yang memintanya mengembalikan semua asset yang dimilikinya.
Dua tahun lebih lamanya Jermaine Franklin berjuang di luar ring untuk menghidupi dua anak perempuan dan satu anak laki-lakinnya. Ia bekerja sebagai buruh pabrik selama 12 jam sehingga tak punya banyak waktu untuk berlatih tinju.
Sebelum bekerja, ia mengaku harus mengantar anaknya sekolah. Di sore hari, ia juga harus menjemput sang anak untuk kemudian kembali bekerja. Sesekali ia bisa pergi ke gym, tapi tak bisa fokus berlatih karena tubuhnya lelah
Beruntung ia kemudian berjumpa promotor Dmitry Salita yang membantunya mengembalikan jalan hidupnya ke trek yang benar sementara ia juga berlatih di Ultimate Boxing Gym di Saginaw, Michigan, kota kelahirannya 29 tahun silam.
Penampilannya yang mengesankan saat kalah dari Dillian Whyte pada November 2022 menyusul kemenangan TKO ronde 5 atas Rodney Moore pada Mei 2022, membawanya ke pertarungan terbesar sepanjang kariernya, melawan Anthony Joshua, mantan dua kali juara kelas berat unifikasi.
Franklin datang ke O2 Arena, London, Sabtu (1/4) sebagai underdog. Ini kali kedua ia bertarung di London setelah duel lawan Whyte di Wembley Arena.
Kali ini, bukan tak mungkin Franklin membuat kejutan besar, mengalahkan Joshua dan membuatnya pensiun karena tiga kali kalah beruntun –sebelumnya kalah dari Oleksandr Usyk.
Joshua pun menyatakan dirinya akan pensiun jika kalah dari Franklin. Karena itu, di usia 33, ia akan mati-matian memenangkan gelar untuk melanjutkan kariernya ke duel perebutan gelar lagi. Bisa dengan Tyson Fury atau Oleksandr Usyk.
Karenanya, ini akan jadi pertarungan hidup mati bagi Joshua dan Franklin. Joshua bertarung demi kelanjutan kariernya, Franklin bertarung demi mengubah masa depan hidupnya dan keluarganya, selama-lamanya.***