Kento Momota Cetak Sejarah di All England, Indonesia Lanjutkan Tradisi Ganda Putra
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan memang sudah veteran. Tapi, penampilan mereka masih menawan. Di final All England, pasangan Malaysia pun tak mampu bertahan.

JAKARTA, DIFANEWS.com – Sejarah baru saja dicetak pebulutangkis tunggal putra Jepang di Birmingham, Inggris, tempat turnamen setingkat Grand Slam di tenis, All England, digelar.
Dalam pertandingan final yang berlangsung Senin (11/3) dinihari WIB, Momota merebut gelar tunggal putra setelah dalam pertandingan final selama 1 jam 21 menit, mengalahkan wakil Denmark, Viktor Axelsen, 21-11, 15-21, 21-15.
Bersejarah karena sejak nomor tunggal putra dipertandingkan di All England pada 1900, belum pernah ada pebulutangkis Jepang jadi juara. Di tunggal putri, Nozomi Okuhara merebut trofi pada 2016. Di ganda campuran, bahkan Yuta Watanabe/Arisa Higashino berturut-turut merebut gelar pada 2017 dan 2018.

Buat Momota, unggulan 1 di turnamen ini, laga final juga sarat beban menyusul dua wakil Jepang lainnya tumbang.
Di ganda putri, Mayu Matsutomo/Wakana Nagahara, unggulan 3, takluk di tangan Chen Qingchen/Jia Yifan, unggulan 5 asal Cina. Di ganda campuran, juara All England 2017 dan 2018, Yuta Watanabe/Arisa Higashino ditundukkan unggulan 1 asal Cina, Zheng Siwei/Huang Yaqiong.
Maka, Momota pun jadi harapan terakhir untuk menyelamatkan Jepang.
Unggul 21-11 di game pertama, Axelsen, unggulan 6, memukul Momota 21-15 di game kedua. Namun, memasuki game ketiga, Momota langsung tancap gas dan menang 21-15.

Sementara itu, Indonesia juga diselamatkan oleh penampilan gemilang pasangan ganda veteran Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, juara All England 2014. Sempat tampil terpisah, begitu disatukan kembali mereka bisa tampil sangat padu. Pada pertandingan final 2019 ini, mereka menyingkirkan wakil Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, 11-21, 21-14, 21-12 dalam waktu 48 menit.
Dengan kemenangan itu Indonesia melanjutkan tradisi emas ganda putra setelah Marcus Fernaldi/Kevin Sanjaya jadi juara pada 2017 dan 2018. Sayang tahun ini mereka gagal mencetak hattrik karena tumbang di babak pertama.
Turnamen All England masuk dalam kategori Super 1000 dengan total hadiah 1 juta dolar AS. Sebagai juara, Ahsan/Hendra berhak atas hadiah 74 ribu dolar AS atau Rp1,057 miliar.