Nughie Ingin Terus Berkarya di Dunia Film dari Sragen
JAKARTA, difanews.com — Pandemi Covid-19 memang bisa berimbas kemana-mana, membuat sebagian orang nyaris lumpuh, tak terkecuali seniman seperti Nughie, sineas muda yang kini memilih menetap di kampung halamannya di Sragen.
Di Jakarta, Nughie pernah terlibat dalam sejumlah pembuatan film layar lebar seperti Bocah Angon, FTV Pintu Berkah di Indosiar, dan sinetron Putih Cinta Dokter Anisa dan Kembalinya Raden Kian Santang.
Namun, aktivitas perfilman yang sempat lesu karena Covid-19 membuat pria kelahiran 20 Januari 1982 ini pulang ke Sragen. “Semua produksi film sempat terhenti. Karena tidak ada yang bisa saya kerjakan, saya putuskan pulang,” ujar Nughie melalui chat WA.
Tapi, sebagai seniman, jiwa seni Nughie tak lantas padam. Bersama sejumlah teman di Sragen, Nughie pun coba melahirkan karya-karya yang mengangkat kearifan lokal. Ia juga melakukan kegiatan sosialisasi perfilman di kota kelahirannya.
Lulusan D3 Manajemen Bisnis di Surakarta 2006 ini memang lahir dari keluarga seniman dari kakeknya. Ia juga pernah menimba ilmu di Teater Pendapan Sragen dekade 2000-2007, Komunitas Biola/Srabi (Sragen Biolis), Komunitas Sedap Malam Sragen 2006-2009, dan sejak 2017 aktif di Koper atau Komunitas Perupa Sukowati.
Untuk menuangkan ide-ide kreatifnya, Nughie juga melahirkan beberapa karya visual yang diunggah di kanal YouTube Sinema Sragen.
Nughie juga mengaku tengah menjalin kerja sama dengan Agung Joko Setianto dari LSM Granat. Mereka berencana membuat film lokal tentang bahaya narkoba bagi generasi muda.
Sebagai aktor di sejumlah film, Nughie juga aktif dalam dunia penyutradaraan dalam empat tahun terakhir. “Saya banyak belajar dari Mas Dedi Setiadi,” katanya.
Itu jadi modal Nughie untuk terus berkarya meski ia mengaku agak galau karena dua film garapannya harus tertunda gara-gara Covid-19.