Sepakbola Indonesia

Jakarta Magnet Sepakbola Nasional, Masih Jauh Panggang dari Api, Apa Solusinya?

JAKARTA, difanews.com – Asosiasi Provinsi PSSI DKI Jakarta periode 2018-2022 mencanangkan dua prioritas khusus –menggairahkan kembali persepakbolaan di DKI Jakarta dan menjadikan sepakbola Jakarta sebagai magnet perubahan.

Sayangnya, seperti kata pegiat sepakbola usia belia Taufik Jursal Effendi, tak ada yang banyak berubah pada persepakbolaan di Jakarta. Bahkan, pada PON Papua 2020 pun Jakarta untuk kali ketiga gagal mengirimkan tim sepakbola.

Harapan kini mulai terkuak setelah Jakarta memiliki stadion megah bernama Jakarta International Stadium atau JIS. Stadion ini, menurut laporan Daily Mail pada 20 Februari 2021, masuk dalam 10 stadion termegah di dunia. JIS masuk dalam daftar ke-10 setelah Miami Freedom Park, Lusail Iconic, Bramley-Moore Dock, Camp Nou, Santiago Bernabeu, New Feyenoord, Della Roma, New San Siro, dan Grand Stade de Casablanca.

Tapi, stadion megah pun takkan banyak artinya jika pembinaan sepakbola di Jakarta tidak ditangani dengan baik. Para pembina sepakboka di Jakarta wajib bisa mewujudkan setiap impian pesepakbola di Ibukota untuk bisa tampil di JIS melalui prestasi yang ditorehnya.

Saat ini, sepakbola Jakarta seperti belum bisa keluar dari krisis pembinaan setelah lebih dari dua PON tak bisa mengirimkan tim dan klub-klub anggota Asprov PSSI DKI Jakarta gagal menembus 4 Besar Nasional di Liga 3 Nasional.

Kendalanya antara lain karena para pembina sepakbola Jakarta kurang memahami kondisi keuangan klub, terlebih di era pandemi Covid-19. Tidak ada support maksimal terhadap mereka bahkan ketika tampil di kompetisi mereka hanya wajib mengenakan jersey bersponsor tanpa mendapatkan kompensasi.

Ke depan, kata Taufik Jursal, pemimpin Asprov PSSI DKI Jakarta harus bergandengan tangan erat dengan klub-klub di bawah Asprov untuk mempersiapkan kompetisi yang baik dan benar, khususnya untuk pemain-pemain muda U-21.

Taufik sendiri, dengan dukungan Vidio akan menggelar kompetisi Jakarta Anniversary Cup U-21 bertepatan dengan HUT ke-495 Jakarta.

Di kompetisi ini, 24 tim anggota Asprov PSSI DKI Jakarta akan bermain 23 kali. Pertandingan yang mulai digelar Juni selama 6 bulan ini akan membuat tim bermain 90 menit tiap pekannya.

Bergandengan tangan dengan Vidio, Taufik yang juga duduk sebagai Direktur Kompetisi, akan memberikan uang kompensasi kepada klub-klub peserta karena setiap pertandingan, proses latihan, dan kegiatan penting lainnya akan disiarkan Vidio.

Taufik juga berharap klub harus lebih kreatif dalam banyak hal sehingga mereka menjual jersey, tas, bola dan lain-lain.

“Kami juga merencanakan semua klub dan SSB se-DKI Jakarta, yang jumlahnya sekitar 280, bisa bekerja sama dengan PT Jakarta Raya League dan Bank DKI mensupport sistem marketing digitalnya,” kata CEO Persija Barat FC ini.

“Kami ingin klub-klub bisa bertahan, bisa mendanai kegiatan mereka, intinya mampu mandiri,” tegas Taufik pula.

Ini salah satu contoh jalan keluar yang dilakukan Taufik karena era sekarang adalah era digital di mana setiap individu terbuka melakukan kreativitas masing-masing untuk mendapatkan uang.

“Di era digital ini kita harus kerja cerdas dan ikhlas demi kemajuan sepakbola DKI Jakarta,” tandas Taufik.***

 

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button