Puisi

Sajak-sajak Alexander Robert Nainggolan

Ikrar

– 13 tahun pernikahan   

aku tahu, cintamu amat dalam
pada tubuhku
menempuh waktu
lingkaran pernikahan
terus berputar
dan kita mengemas segala binar
dari percakapan dipenuhi getar

padamu selalu
menempuh jalan-jalan lama
juga sekelumit luka
yang alpa kuberi tanda


anak-anak semakin besar
mengemas kita
semakin tua
semakin sering tua
badan yang lekas lelah
mereka siapkan kue
untuk ulang tahun pernikahan
meski aku dan kamu tak akan lupa
sebuah tanggal
ketika diriku gugup
mengucap akad
dan mencumbumu

aku tahu, rindumu kekal
dari diriku yang sesekali bengal
segala peristiwa
yang alpa kueja

padamu kuarungi
langkah-langkah pasti
menampung lindu cahaya
agar tetap terjag
di dalam rumah
2018

Khitan           

– asykur fadhlun torang

sebagai lelaki,
engkau tahu ada ujung kelamin
yang dipenggal
supaya engkau lekas besar
sebelum pengap pada kulup
membawa segala kalut

hanya sedikit kulit
yang harus dibersihkan
sekukuh kenangan
hanya rasa sakit

kini engkau terus tumbuh
riang berlari, bermain bola
dan menyeka lelahku sepulang kerja
2018

Origami

gadis kecil itu melipat kertas. ujung pada ujung. sisi-sisi yang tak pernah ditempuh oleh jalan puisi. sedikit ruang untuk menghimpun ingatan. yang pernah berlepasan. dari warna-warni kertas yang mengeras, lekukan dan saling menghimpit. pada tiang-tiang yang sama, kau ciptakan benda-benda. menegaskan segala yang pernah takluk dan berlutut.

namun, adakah gambar lain dari masa kecil? sebelum bayangan rumah menggoda, dalam kepalamu.
2018

Janji Mata

mata akan selalu bertemu. berjanji pada cerah cahaya. ketika gelap menjadi lambang. mengerang di setiap kelambu ingin. pada celah retina, mengungkap gambar. juga rahasia gandrung memelukmu. sepanjang pagi ini, sebelum kota-kota menciptakan suara bising.

tapi dari mata ke mata. kita akan bertemu. mengabaikan waktu yang terasa makin ngilu di setiap gerakanmu.
2018

Papan Iklan

kau paham, ia hanya menawarkan apa saja yang tidak kaumiliki. saat dahaga pada mata, ingin kau sentuh punggungnya yang menjelma bongkahan kristal. dan di sepanjang jalan kota, hanya ada sisa lupa atau usia yang mendadak tua. kencan masa lalu yang kerap gugur, menabur semua kumpulan umur.

apa engkau merasa semakin haus? ia mengedipkan matanya yang bening, senyum perempuan yang lebih basah dari mantan pacar. kau membaca kata-kata, ajakan yang menggoda. mendadak ada puisi yang lahir di sana, dari sebuah papan iklan yang telanjur lesap kaubaca.
2018

Tubuh Ismail

bagi ismail, tubuh adalah pinjaman. maka saat ayah memanggil, ia siap memejamkan mata. telah disiapkan pakaian terbaiknya, menyimpan kenangan dari masa kanak. di ujung belati itu, logam dingin yang menempel di gelambir leher. sebab pinjaman, ia pun lesap– dan darah yang tumpah hanya menjelma tanda. bagi tanah dan birahi hewan.

bagi ismail, tubuh adalah maut yang lupa. sebab luka tak jadi menjemput dirinya yang suci.
2018

Di Sebuah Selat

ombak juga yang menampar diriku. laut mengecup dan dermaga adalah batas waktu yang menyimpan jeda. dari pulau ke pulau, seperti kemilau. dan kapal berlayar, membungkus setiap getar silam, mematuki rindu pada kilau cahaya. mungkin engkau membacanya serupa kota. jalanan sibuk namun selalu kaumasuki. sepenuh harap.
2018

Gisting

dingin menembus pori. tengah malam yang diam. jalanan sepi. di sebuah penginapan, tanpa hujan. sekelumit percakapan, jadwal perjalanan dan suara televisi yang gaduh. dan dingin ini terus merayap, melintasi tubuhku. bertahan perlahan. melupakan sejumlah peristiwa.

dan dingin ini abadi. memasuki diri. bersembunyi di setiap pori tubuh.
2018

Tanggamus

menuju pagi. punggung gunung di kejauhan. rumah panggung yang terkurung dari debar kota. bayangan diri yang tersimpan dalam rapat pepohonan. sebagian orang menyisakan usia, bagi setiap perjalanan dan langkah yang telah terbelah. mengais sisa remah rumah di tempurung kepala. tanpa tangis.

bukankah ciumanmu akan selalu abadi? menyisakan lembabnya yang setengah dingin di tubuhku.

menuju pagi.
2018

Data Diri Alexander Robert Nainggolan
Alexander Robert Nainggolan (Alex R. Nainggolan) lahir di Jakarta, 16 Januari 1982. Bekerja sebagai staf Unit Pelaksana Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kecamatan Menteng Kota Adm. Jakarta Pusat. Menyelesaikan studi di FE Unila jurusan Manajemen. Tulisan berupa cerpen, puisi, esai, tinjauan buku terpublikasi di Majalah Sastra Horison, Jurnal Puisi, Kompas, Republika, Jurnal Nasional, Jurnal Sajak, Media Indonesia, Suara Pembaruan, Jawa Pos, Koran Tempo, Kedaulatan Rakyat, Seputar Indonesia, Berita Harian Minggu (Singapura), Sabili, Annida, Matabaca, Majalah Basis, Koran Merapi, Indo Pos, Minggu Pagi, Bali Post, News Sabah Times (Malaysia), Surabaya News, Suara  Merdeka, Pikiran Rakyat (Bandung), Tribun Jabar, Analisa, Radar Surabaya, Lampung Post, Sriwijaya Post, Riau Pos, Suara Karya, Bangka Pos, NOVA, Tabloid Cempaka (Semarang), Rakyat Sumbar, Padang Ekspres, Medan Bisnis, Analisa, On/Off, Majalah e Squire, Majalah Femina, www.sastradigital.com, www.angsoduo.net, Majalah Sagang Riau, www.detik.com, dll.
Pernah dipercaya sebagai Pemimpin Redaksi di LPM PILAR FE Unila.
Beberapa karyanya juga termuat dalam antologi Ini Sirkus Senyum…(Bumi Manusia, 2002), Elegi Gerimis Pagi (KSI, 2002), Grafitti Imaji (YMS, 2002), Puisi Tak Pernah Pergi (KOMPAS, 2003), Muli (DKL, 2003), Dari Zefir Sampai Puncak Fujiyama (CWI, Depdiknas, 2004), La Runduma (CWI & Menpora RI, 2005), 5,9 Skala Ritcher (KSI & Bentang Pustaka, 2006), Negeri Cincin Api (Lesbumi NU, 2011), Akulah Musi (PPN V, Palembang 2011), Sauk Seloko (PPN VI, Jambi 2012), Negeri Abal-Abal (Komunitas Radja Ketjil, Jakarta, 2013), Seratus Puisi Qur’an (Parmusi, 2016).
Bukunya yang telah terbit Rumah Malam di Mata Ibu (kumpulan cerpen, Penerbit Pensil 324 Jakarta, 2012), Sajak yang Tak Selesai (kumpulan puisi, Nulis Buku, 2012), Kitab Kemungkinan (kumpulan cerpen, Nulis Buku, 2012), Silsilah Kata (kumpulan puisi, Penerbit basabasi, 2016).
Beberapa kali memenangkan lomba penulisan artikel, sajak, cerpen, karya ilmiah di antaranya: Radar Lampung  (Juara III, 2003), Majalah Sagang-Riau (Juara I, 2003), Juara III Lomba Penulisan cerpen se-SumbagSel yang digelar ROIS FE Unila (2004), nominasi Festival Kreativitas Pemuda yang digelar CWI Jakarta(2004 & 2005), Juara Harapan II Lomba Penulisan Cerpen Santri Kategori Umum yang digelar Kementerian Agama RI (2016), Juara Harapan II Lomba Penulisan Puisi tingkat Nasional yang digelar Dewan Kesenian Indramayu (2016), Juara II Lomba Penulisan Cerita Pendek tingkat nasional yang ditaja Dewan Kesenian Lubuk Linggau (2017), Juara II Krakatau Award Lomba Penulisan Puisi tingkat Nasional yang ditaja Dinas Pariwisata Provinsi Lampung (2017).
Facebook: alexr.nainggolan@yahoo.co.id- Alex R. Nainggolan
Email: alexr.nainggolan@gmail.com
Kini berdomisili di Taman Royal 3 Cluster Edelweiss 10 No. 16 Kel. Poris Plawad Kec. Cipondoh Kota Tangerang Banten.

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button